REVIEW FILM : Imperfect : Karier, Cinta, dan Timbangan (2019)


Indonesia
Poster film Imperfect (Instagram : @film_imperfect)

Sinopsis :

Film ini bercerita tentang seorang gadis bernama Rara (Jessica Mila) yang merupakan anak pertama dari pernikahan Ibu Debby (Karina Suwandi)  dan Pak Hendro (Kiki Narendra). Rara memiliki seorang adik yang bernama Lulu (Yasmin Napper), keduanya terlahir berbeda. Lulu lahir dengan mengikuti gen Ibunya dengan postur tubuh yang langsing, kulit yang putih, berambut lurus, dan wajah yang cantik.

Berbanding terbalik dengan Rara yang terlahir dengan mengikuti gen ayahnya. Namun meski begitu, memiliki tubuh yang gemuk dan kulit sawo matang tak membuatnya merasa terganggu dengan ucapan orang disekitarnya. Rara sangat percaya diri, ditambah lagi ia telah memiliki seorang kekasih, Dika (Reza Rahardian), yang mencintai Rara apa adannya.

Namun semuanya berubah saat perusahaan kosmetik yang bernama Melathi, tempat Rara bekerja, akan mencari pengganti atasan Rara. Berniat ingin masuk dalam posisi tersebut, Rara kemudian menawarkan kepada pemilik perusahaan Melathi, Kelvin (Dion Wiyoko), agar Rara dapat mengganti atasannya. Tetapi  karena penampilan Rara yang kurang menarik, membuat Kelvin ragu dan mengharuskan Rara mengganti penampilannya dalam waktu satu bulan. Dapatkah Rara mengubah penampilannya hanya dalam waktu satu bulan?

Review :

Bagi pembaca sinopsis di atas pasti hanya fokus pada permasalahan Rara yang punya rasa insecure karena kondisi fisiknya. Ternyata tak hanya Rara yang mempunyai rasa insecure, tetapi uniknya adalah hampir semua aktor dalam film ini hadir dengan karakter insekuritas masing-masing.

Beberapa tahun lalu hingga saat ini dapat kita temui begitu banyak kasus bullying dan body shaming yang terjadi di Indonesia. Ini adalah saat yang tepat bagi sang sutradara (Ernest Prakasa) dan isterinya yang juga penulis buku (Meira Anastasia) Imperfect yang kemudian diadabtasi secara visual oleh Ernest.

Film ini sangat baik menggambarkan kegelisahan masing-masing tokoh, bisa jadi hampir seluruh penonton dalam bioskop seperti terbius dalam kehidupannya sendiri, dan akhirnya membuat yang menonton bisa intropeksi diri serta bersyukur dengan dirinya sendiri.

Satu hal yang saya rasa sangat menarik dari film ini. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam film pasti selalu ada tokoh protagonis dan antagonis. Namun Ernest berhasil mengelabui penonton dalam beberapa adegan, saat Rara yang awalnya mempunyai sifat sederhana kemudian berubah ke sifat yang membuat penonton kesal, Lulu yang awalnya kita anggap paling sempurna tetapi tak jauh beda dari kegelisahan Rara.

Visualisasi dalam film ini juga berbeda dengan film garapan Ernest yang menyajikan pemandangan indah seperti Susah Sinyal (2017). Film ini lebih menampilkan realitas kehidupan dan sisi Human interest seperti film-film sebelumnya yang berjudul Ngenest (2015) dan Cek Tokoh Sebelah (2016).

Alur cerita dalam film ini sangat mudah ditebak, saat bagaimana Rara yang akan berubah menjadi cantik saat berusaha menurunkan berat badan, serta terlalu cepat menunjukkan bagaimana Rara berubah.

Film ini terlalu spoiler di trailer, unsur komedi yang harusnya pecah di pertengahan cerita jadinya tidak terlalu memiliki punch yang besar. Sepanjang alur film ini  juga tidak ada keseimbangan antara drama dan komedi, hinggga saat film ini selesai, unsur komedilah yang paling membekas bagi penonton.

Akhir dari film ini benar-benar klimaks, di mana dalam cerita ini mampu menyatukan semua karakter yang tadi  awalnya hanya menggambarkan sikap insecure menjadi lebih percaya diri dan membuat mood penonton menjadi bahagia.

Satu lagi kelebihan film ini, yaitu para actoor yang benar-benar totalitas memainkan perannya masing-masing. Rara alias Jessica Mila yang menurunkan badan hingga 10 kg dan penyampaiannya dialognya sangat mendalam. Bahkan untuk beberapa adegan yang hanya dimainkan oleh Dion Wiyoko dalam per sekian detik mampu memberikan kegelisahan dalam film ini.
Indonesia
Para cast dari film Imperfect (Instagram : @film_imperfect)


Film produksi Starvision ini bukan hanya menjadi hiburan, namun juga berdampak bagi orang-orang yang menontonnya agar lebih mencintai dirinya sendiri. Kadang benar bahwa kita terlalu sibuk melihat selumbar di mata orang lain sedangkan balok di mata sendiri tidak kita cabut.

Salam peluk untuk pelikmu,
Mari ubah insekyur jadi bersyukur.



SutradaraErnest Prakasa
ProduserChand Parwez Servia
Fiaz Servia
SkenarioErnest Prakasa
Meira Anastasia
BerdasarkanImperfect
karya Meira Anastasia
Pemeran
MusikIfa Fachir
Dimas Wibisana
SinematografiAnggi Frisca
PenyuntingRyan Purwoko
Perusahaan
produksi
DistributorStarvision
iflix
Durasi
113 menit
Negara Indonesia
BahasaIndonesia
Pendapatan kotorRp64 miliar (perkiraan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Novel “Matahari” Karya Tere Liye

Resensi Buku : Novel “Rindu” Karya Tere Liye

Resensi Buku : Novel “Bulan” Karya Tere Liye