Resensi Buku : Novel “Bulan” Karya Tere Liye
Tentang
Buku :
·
Judul Buku : Bulan
·
Penulis : Tere Liye
·
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
·
Tahun Terbit : Maret 2015
·
Tempat Terbit : Jakarta
·
Tebal Buku : 400 Halaman
Novel “Bulan”
kembali menceritakan kisah Ali, Seli, dan Raib yang diajak oleh Av dan Miss
Selena untuk kembali melakukan petualangan ke dunia paralel. Jika dalam novel “Bumi”
sebelumnya mereka ke Klan Bulan, kali ini mereka bertualangan ke Klan Matahari
dengan tujuan untuk membangun kerja sama kembali dengan Klan Matahari untuk
menghentikan Tamus keluar dari penjara Bayangan di Bawah Bayangan.
Mereka
tiba di Kota Ilios tepat saat berlangsungnya festival bunga matahari. Ketua
konsil Fala-tara-tana IV mewajibkan Raib, Seli, Ali, dan Ily untuk ikut dalam
kompetisi tersebut. Tapi tanpa diketehui oleh orang lain Fala-tara-tana IV
memilki niat yang licik untuk membuka penjara Bayangan di Bawah Bayangan untuk
melepaskan makhluk yang ia yakini dapat memberikannya kekuasaan untuk menguasai
Klan Bumi dan Klan Matahari.
Selama sembilan
hari Raib, Seli, Ali, dan Ily berjuang untuk menemukan tempat di mana bunga
matahari pertama akan mekar. Mereka menjadi kontingen kesepuluh dalam festival
tersebut, perjalanan mereka lalui tanpa persiapan, berbedan dengan sembilan
kontingen yang telah menyiapkan segalanya untuk mengikuti festival bunga
matahari.
Tere
Liye berhasil membawa pembaca dalam petualangan yang menarik, dengan masih
memberikan nuansa fantasi seperti dalam novel “Bumi” sebelumnya. Dengan
menggunakan alur maju serta sudut pandang orang pertama novel ini telah dikemas
dengan sangat apik.
Penjelasan
mengenai nama tempat, suasana yang mendebarkan, penuh rintangan dapat dipahami
dengan mudah oleh pembaca. Keunikan nama tokoh juga merupakan salah satu hal
yang menarik para pembaca, seperti jika di Klan Bulan hanya satu kata maka di
Klan Matahari menggunakan tiga kata. Ada banyak kesamaan tokoh dalam novel “Bumi”
sebelumnya contohnya seperti pasukan Bayangan dalam Klan Bulan dan pasukan
Cahaya dalam Klan Matahari.
Meskipun
beberapa karakter yang diulas ulang oleh Tere Liye dalam novel ini, namun tidak
akan membingungkan pembaca yang belum sempat membaca novel sebelumnya. Karena setiap
karakter dijelaskan ulang oleh penulis.
Hal lain
yang lebih menarik adalah saat pemecahan masalah dari tokoh Raib, Seli, Ali,
dan Ily. Setiap kali mereka meneukan kendala mereka selalu memiliki memilki
penjelasan yang logis sehingga meskipun terlihat fantasi namun tetatp terasa
seperti real. Seperti penjelasan Ali
saat kenapa harimau yang menjadi hewan tunggangan mereka bisa berlari disamping
lorong tikus tanah yang besar. Hal itu dapat terjadi karena kecepatan berlari
di dinding yang melengkung lebih dari cukup dan harimau tersebut bisa bergerak
stabil.
Namun ada
beberapa bagian yang bisa saja membingungkan pembaca. Saat rakyat di Klan
Matahari merasa aneh dengan bentuk pakaian yang Klan Bulan kenakan, karena bagi
mereka warna hitam adalah warna yang terang mencolok dan berbeda dengan pakaian
mereka yang berwarna kuning, ungu, pink yang dianggap sebagai warna gelap. Lalu
bagaimana saat malam hari rakyat Klan Matahari masih menggunakan cahaya lampu jika
definisi gelap bagi mereka adalah warna terang? Agak membingungkan.
Ada juga
kisah yang telah dimasukan oleh penulis namun tak diteruskan hingga selesai
hingga sampai selesai hanya akan jadi misteri yang terlupana. Dalam halaman 219
saat Ali juga ingin memberikan sebuah teka-teki pada orang tua yang sebelumnya
menantangnya bermain teka-teki, namun teka-teki itu dibiarkan menggantung
sehingga ekspektasi pembaca yang telah menantikan jawabannya agak menarik napas
tertahan.
Keganjilan
selanjutnya terdapat pada halaman 341. Pada halaman tersebut dijelaskan bahwa
suasana saat itu adalah malam hari, namun pada halaman 325 penjelasan mengenai
suasana waktunya adalah pagi hari. Mungkin ada beberapa pembaca yang
bertanya-tanya dan harus membolak-balik halaman karena kebingungan pembaca.
Terlepas
dari itu semua novel ini memilki kekuatan yang kuat untuk menarik pembaca untuk
terus membaca hingga selesai. Dan saat selesai membaca novel “Bulan”, ada rasa
ingin membaca serial selanjutnya karena akhir dari novel ini belum tuntas.
~Salam
Literasi
Komentar
Posting Komentar